
Palembang, (NALARTIME.INFO) – Pada usia 39 tahun, Mukti Ali berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Cumlaude dari Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, Program Studi Pendidikan Agama Islam, setelah menjalani ujian promosi yang berlangsung pada 28 November 2024.
Disertasi doktoralnya yang berjudul “Konstruksi Pendidikan Adab Melalui Hidden Curriculum di Pondok Pesantren Qodratullah, Banyuasin, Sumatera Selatan” mendapat apresiasi tinggi dari para akademisi. Karyanya dinilai memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan pendidikan Islam. Ujian tersebut dipimpin langsung oleh Promotor Prof. Drs. M. Sirozi, M.A., Ph.D., dan Prof. Dr. Munir, M.Ag., dengan Ketua Penguji Prof. Dr. Muhammad Adil, M.A., serta Sekretaris Dr. Indah Wigati, M.Pd.I. Sementara itu, tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Saupul Annur, M.Pd., Prof. Dr. Amilda, M.A., Prof. Dr. Ahmad Zainuri, M.Pd., dan Prof. Dr. Abdurraghmansyah, M.Ag.
Sidang berlangsung khidmat di aula sidang terbuka Pascasarjana UIN Raden Fatah, disaksikan oleh keluarga, kolega, dan tamu undangan. Momen pemindahan kuncir di akhir sidang pun membuat suasana haru, mencerminkan perjalanan panjang penuh perjuangan yang telah dilalui Mukti.
Inspirasi dari Keterbatasan
Kisah hidup Mukti Ali adalah bukti nyata bahwa mimpi dapat terwujud meski berawal dari keterbatasan. Sebagai mantan tukang semir sepatu, ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, tekad yang kuat, dan doa, tidak ada yang mustahil.
Kini, Mukti Ali mengabdikan diri sebagai dosen ASN di UIN Raden Fatah Palembang sekaligus Sekretaris Lembaga Penjamin Mutu. Ia juga aktif sebagai pembicara motivasi di berbagai seminar dan workshop, berbagi kisah perjuangannya untuk menginspirasi orang lain agar tidak menyerah pada mimpi.
Tak hanya di dunia akademis, Mukti juga bergerak di bidang sosial. Ia mendirikan lembaga yang fokus pada pemberdayaan anak-anak jalanan serta menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Pendidikan: Kunci Masa Depan
Bagi Mukti, pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan dan kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik. “Saya ingin anak-anak jalanan di Palembang dan seluruh Indonesia tahu bahwa mereka juga bisa meraih mimpi mereka, tidak peduli seberapa besar rintangan yang menghadang,” ujarnya.
Ia pun selalu berpegang pada pesan gurunya, Prof. Kiai Munir, yang menjadi prinsip hidupnya hingga kini: “Jangan pernah berprasangka buruk pada guru, karena itulah yang menentukan keberkahan ilmu.”
Perjalanan Mukti Ali dari tukang semir sepatu hingga menjadi doktor dengan predikat Cumlaude adalah bukti bahwa semangat, dedikasi, dan ketekunan dapat mengubah nasib seseorang. Ia telah menunjukkan bahwa mimpi besar dapat dicapai oleh siapa saja yang berani bermimpi dan berjuang untuk mewujudkannya.